Halaman

Rabu, 28 Januari 2009

Alasan Jepang dibom Atom


Mengapa Amerika Serikat memilih membom atom Jepang daripada Jerman ?
Musuh utama tentara sekutu pada Perang Dunia 2 (PD II) adalah Jepang dan Nazi Jerman, namun demikian untuk memenangkan peperangan, kenapa AS memilih menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki-Jepang ??? kenapa tidak di Berlin atau Frankfurt-Jerman ???
Inilah jawaban dan alasannya :

Alasan Pertama :
Semuanya berawal dari serangan Jepang kepada AS melalui penyerangan ke Pearl Harbour yang menjadi kesalahan besar Jepang karena akhirnya melibatkan AS untuk terjun langsung ke dalam PD II.
Pada awalnya terdapat rencana Operation Olympic yang merupakan rencana untuk penyerangan ke pulau-pulau utama di Jepang. Pada saat itu intelijen AS memperkirakan Jepang memiliki kekuatan sekitar 7-9 juta tentara. Dengan memperhatikan sifat tentara Jepang yang bertempur sampai titik darah terakhir, AS menyadari bahwa mereka akan bertempur sangat luar biasa untuk dapat mengakhiri perang di Pasifik, yaitu sampai semua tentara Jepang binasa, seperti pertempuran di Iwo Jima dan lainnya. Dan itu akan memakan waktu yang lama dan kembali menelan korban jiwa yang sangat banyak bagi AS sendiri.
Walaupun akibat keterlibatan AS dalam PD II., terjadi peningkatan kegiatan ekonomi dan riset teknologi dan sebagainya, AS juga mengalami kerugian yang sangat besar, terutama dalam korban jiwa. Dan menyangkut hal ini, AS memiliki pandangan bahwa Jepang saat itu memiliki pasukan yang sangat menakutkan dalam hal kemanusiaan, seperti pasukan kamikaze, kekejaman tentara Jepang dalam menyiksa, tragedi The Rape of Nanking dan sebagainya. Sehingga AS berpikiran untuk langsung menyerang Jepang untuk mengakhiri Perang Pasifik.
Karena alasan itulah akhirnya dicari cara untuk mengakhiri perang Pasifik secara cepat, yang akhirnya menjadi rencana pemboman Hiroshima dan Nagasaki. In case belum tau aja, saat itu, Hiroshima adalah kota industri besar yang juga merupakan pusat kegiatan divisi kedua tentara Jepang yang bertanggung jawab atas operasi di selatan Jepang dan pusat komunikasi militer dan supply tentara. Sedangkan Nagasaki adalah kota pelabuhan tempat dibuatnya kapal-kapal Jepang, termasuk kapal perang, peralatan dan supplynya. Tanpa ada bom atom pun, kedua kota itu memang dalam rencana penyerangan AS.
Walaupun akibat keterlibatan AS dalam PD II., terjadi peningkatan kegiatan ekonomi dan riset teknologi dan sebagainya, AS juga mengalami kerugian yang sangat besar, terutama dalam korban jiwa. Dan menyangkut hal ini, AS memiliki pandangan bahwa Jepang saat itu memiliki pasukan yang sangat menakutkan dalam hal kemanusiaan, seperti pasukan kamikaze, kekejaman tentara Jepang dalam menyiksa, tragedi The Rape of Nanking dan sebagainya. Sehingga AS berpikiran untuk langsung menyerang Jepang untuk mengakhiri Perang Pasifik.
Inilah alasan utama kenapa AS menjatuhkan bom atom. Ada analisis politik yang mengatakan selain alasan itu, Truman saat itu juga memiliki motivasi untuk menekan Stalin. Namun analisa ini tidak pernah terbukti secara nyata. (Teori satu ini panjang juga pembahasannya karena akan berkembang ke Perang Dingin).
Alasan Kedua
  1. Karena Jerman duluan menyerah daripada Jepang. Sementara itu, Jenderal Eisenhower menghargai perjanjian dengan Stalin bahwa yang menyerbu Berlin adalah Rusia.
  2. Untuk mengurangi korban jiwa di kalangan sekutu, karena korban Amerika sudah sangat besar di Iwo Jima dan Okinawa. Sementara itu, kalau tanpa bom atom, satu-satunya usaha untuk membuat Jepang menyerah adalah mendarat di tanah Jepang sendiri. Tentunya itu akan sangat memakan korban jiwa karena faktor geologis Jepang yang rumit dan berhutan-hutan.
  3. Bom atomnya jadinya sesudah Jerman menyerah. Sementara Jepang belum menyerah! Makanya dijatuhkan di Jepang.
    Dulu, pada tahun 1942, Jerman telah bereksperimen membuat bom atom. Tetapi, prinsip bom atomnya berbeda dengan prinsip bom atom Amerika. Sebenarnya, prinsip kerja bom atom adalah: usaha untuk menggabungkan energi dari macam-macam atom sampai banyak dan memecahkannya. Tetapi, untuk mengumpulkan dan memecahkan atom itu, Jerman menggunakan yang namanya air berat. Air suling tetapi dengan tekanan yang sangat tinggi sekali. Namun, usaha ini gagal karena persediaan air beratnya sudah disabotase oleh para pejuang gerilyawan Polandia. (Ceritanya terlalu panjang, baca saja buku Perang Eropa Jilid II karya P.K. Ojong).
    Sementara itu, Amerika menggunakan prinsip yang ditemukan oleh Ambert Einstein dengan rumus termasyurnya : E = m.c2. Bila seandainya Jerman menghargai teori Einstein ini, maka bom atom duluan jadi di Jerman dan bakal digunakan untuk mengebom Inggris dan Amerika! Tapi, sayangnya Tuhan itu adil : Einstein walaupun orang Jerman tetapi beragama Yahudi. (Tahukan kalau Hitler sangat membenci orang Yahudi?). Ceritanya, Einstein dipindahkan ke Amerika karena GESTAPO memburu Einstein dengan harga kepala 2000 pound atau kurang lebih 50.000 mark. (Rp. 50.000.000,00). Tetapi, saat tengah Amerika membuat bom atom yang terkenal dengan nama Proyek Manhattan, Jerman keburu menyerah karena dikeroyok oleh Red Army. Sementara itu, Jepang belum menyerah, makanya, bom atom ganti target yaitu dijatuhkan di Jepang, tepatnya di kota Hiroshima.
    Bom atom pertama jadi dengan nama Little Boy. Pada tanggal 6 Agustus 1945, Bom atom tersebut dijatuhkan di Kota Hiroshima oleh Pesawat B-29 "Enola Gay" yang dipiloti oleh Paul Tibbets. Dipilih kota Hiroshima, karena kota tersebut merupakan kota industri senjata utama di Jepang. Bom atom tersebut menyebabkan korban jiwa lebih dari 80.000 orang hanya dalam waktu 5 detik! Tetapi, Jepang belum menyerah juga. Disaat yang bersamaan, tentara Red Army menyerbu Manchuria, tentu saja posisi Jepang semakin terdesak. Tetapi belum menyerah juga. Maka dipilih target kedua, yaitu kota Nagasaki.
    Pada tanggal 9 Agustus, bom atom kedua "Fat Man" dijatuhkan di kota Nagasaki yang merupakan kota industri pesawat terbang dan tank. Dengan kejatuhan bom atom kedua ini, Jepang betul-betul terpukul hebat. Sementara itu, jika Jepang belum menyerah, maka gantian kota Tokyo yang akan dijatuhi bom atom. Tetapi, pada tanggal 15 Agustus, Jepang menyerah dan penjajahan atas Jepang di Indonesia berakhir dengan dikumandangkannya teks Proklamasi pada tanggal 17 Agustus.
    Begitulah fakta yang ada di PD II. Beruntunglah Jerman karena tidak dijatuhi bom atom, tetapi sebagai gantinya adalah dihujani peluru meriam M1930 kaliber 152 mm sebanyak 525.000 buah.


Alasan Ketiga :

  1. Saat bom atom sudah selesai dibuat, saat itu juga Jerman sudah menyerah, maka musuh sekutu yang tersisa tinggal Jepang.
  2. Kekuatan tentara infantri Jepang sangat banyak dan kuat, maka kemungkinan membuat Jepang menyerah dengan melakukan invasi ke Pulau Honshu langsung sangat kecil, walaupun invasi itu berhasil, tapi pasti akan memakan banyak korban jiwa di pihak sekutu (Amerika khususnya).
  3. Militer Jepang lebih kuat daripada Jerman. Dan Jepang lebih berbahaya bagi Amerika Serikat ketimbang Jerman. Maka dari itu, ancaman terdekat Amerika dihancurkan terlebih dahulu. Bukti bahwa Jepang adalah ancaman Amerika terbesar adalah, diserangnya Pearl Harbour, padahal jarak dari Jepang sangat jauh. Dan juga terlepasnya Filipina dari tangan Amerika menjadi milik Jepang.
  4. Kota-kota Jepang lebih kuat pertahanannya dibanding Jerman. Bisa anda lihat, struktur tata ruang kota Jerman itu sama dengan kota-kota di Amerika. Sedangkan di Jepang, sangat berbeda sekali.Jadi, mudah bagi infantri Amerika untuk meng-invasi Jerman, karena banyak kesamaan Sedangkan Jepang ?Sangat berbahaya.Bayangkan, kota-kota di Jepang itu banyak tempat persembunyiannyaJadi tentara Jepang sangat mudah untuk melakukan serangan mendadak saat kotanya di Invasi Amerika.
  5. Pusat-pusat komando militer, tempat pelatihan, barak-barak tentara Jerman itu tersebar, tidak seperti di Jepang. Hiroshima dan Nagasaki adalah tempat pelatihan tentara baru, tempat barak-barak tentara utama, dan tempat pos komando militer (Walaupun kaisar Jepang tetap di Tokyo)Maka tidak heran Amerika memilih Jepang sebagai target yang empuk untuk dijadikan sasaran bom atom.
Alasan Keempat :
Tanggal 26 Juli 1945 pihak sekutu menyiarkan hasil Deklarasi Postdam yang menyatakan agar pihak Jepang menyerah tanpa syarat dalam PD II, kalau tidak akan diserang. Pada saat itu, pemerintah Jepang menerima tekanan pula dari rakyatnya yang menuntut keras deklarasi tersebut. Selain itu, pemerintah juga menunggu tindakan Uni Soviet yang tetap netral tidak menyerang Jepang.
Keesokan harinya, PM Jepang, Suzuki Kantarou, mengadakan pidato kenegaraan di radio yang disiarkan ke seluruh penjuru bumi. Pidatonya berbunyi, "Seifu wa kore o mokusatsu shi, aku made sensou kanchiku ni maishin suru."
Kantor berita Doumei menerjemahkan menjadi "Goverment is ignoring the declaration and until then we still go forward with the war solution." Pemerintah AS yang mendengarnya mengira "ignoring" sama dengan "rejecting" dan 10 hari kemudian menjatuhkan bom atom di Hiroshima yang berakibat Jepang akhirnya menyerah pada sekutu.
Kata yang bermasalah tersebut adalah "mokusatsu". Seorang ahli bahasa yang bergerak di bidang kesalahan penerjemahan, Torikai Kumiko, mengatakan bahwa arti yang sebenarnya dan cocok adalah "give it the silent treatment" yang berarti pemerintah Jepang akan diam saja dan menunggu tindakan Uni Soviet.
Jika kita ambil hikmahnya, berarti kesalahan terjemahan telah menbuat sejarah dunia. Hal ini juga mempengaruhi kemerdekaan Indonesia. Jikalau hal ini tidak terjadi, Jepang tidak akan menyerah kepada sekutu dan Indonesia tetap terjajah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menanggapi