Perang Dunia II
Perang Dunia II, secara resmi mulai berkecamuk pada tanggal
1 September 1939 sampai tanggal
14 Agustus 1945. Meskipun demikian ada yang berpendapat bahwa perang sebenarnya sudah dimulai lebih awal, yaitu pada tanggal
1 Maret 1937 ketika Jepang menduduki
Manchuria. Sampai saat ini, perang ini adalah perang yang paling dahsyat pernah terjadi di muka
bumi. Kurang lebih 50.000.000 (lima puluh
juta) orang tewas dalam konflik ini. Umumnya dapat dikatakan bahwa peperangan dimulai pada saat
pendudukan Jerman di
Polandia pada tanggal 1 September 1939, dan berakhir pada tanggal 14 atau 15 Agustus 1945 pada saat
Jepang menyerah kepada tentara
Amerika Serikat.
Perang Dunia II berkecamuk di tiga
benua tua: yaitu
Afrika,
Asia dan
Eropa. Berikut ialah data pertempuran-pertempuran dan peristiwa penting di setiap benua.
Daftar isi
1 Asia dan Pasifik1.1 1937: Perang Sino-Jepang1.2 1940: Jajahan Perancis Vichy1.3 1941: Pearl Harbor, A.S. turut serta dalam perang, invasi Jepang di Asia Tenggara1.4 1942: Invasi Hindia-Belanda1.5 1942: Laut Coral, Port Moresby, Midway, Guadalcanal1.6 1943–45: Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik1.7 1945: Iwo Jima, Okinawa, bom atom, penyerahan Jepang2 Afrika dan Timur Tengah2.1 1940: Mesir dan Somaliland2.2 1941: Suriah, Lebanon, Korps Afrika merebut Tobruk2.3 1942: Pertempuran El Alamein Pertama dan Kedua2.4 1942: Operasi Obor (Operation Torch), Afrika Utara Perancis2.5 1943: Kalahnya Korps Afrika3 Eropa dan Rusia (Uni Soviet)3.1 1939: Invasi Polandia, Invasi Finlandia3.2 1940: Invasi Eropa Barat, Republik-republik Baltik, Yunani, Balkan3.3 1941: Invasi Uni Soviet3.4 1944: Serangan Balik3.5 1945: Runtuhnya Kerajaan Nazi JermanASIA DAN PASIFIK
1937: Perang Sino-Jepang
Perang Sino-Jepang (1937-1945)Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sesudah pertikaian di Eropa. Jepang telah
menginvasi Cina pada tahun
1931, jauh sebelum Perang Dunia II dimulai di Eropa. Pada
1 Maret, Jepang menunjuk
Henry Pu Yi menjadi kaisar di
Manchukuo, negara boneka bentukan Jepang di
Manchuria. Pada
1937, perang telah dimulai ketika Jepang mengambil alih
Manchuria.
Roosevelt menandatangani sebuah perintah
eksekutif yang tidak diterbitkan (rahasia) pada Mei
1940 mengijinkan personel militer AS untuk mundur dari tugas, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam operasi terselubung di Cina sebagai "American Volunteer Group" (AVG), juga dikenal sebagai
Harimau Terbang Chennault. Selama periode tujuh bulan, kelompok Harimau Terbang berhasil menghancurkan sekitar 600 pesawat Jepang, menenggelamkan sejumlah kapal Jepang, dan menghentikan invasi Jepang terhadap Burma. Dengan adanya tindakan Amerika Serikat dan negara lainnya yang memotong ekspor ke Jepang, maka Jepang merencanakan
serangan terhadap Pearl Harbor pada
7 Desember 1941 tanpa peringatan deklarasi perang; sehingga mengakibatkan kerusakan parah pada
Armada Pasifik Amerika. Hari berikutnya, pasukan Jepang tiba di
Hong Kong, yang kemudian menyebabkan
menyerahnya pasukan Inggris pada Hari Natal di bulan itu.
1940: Jajahan Perancis Vichy
Pada
1940, Jepang menduduki Indocina Perancis (kini
Vietnam) sesuai persetujuan dengan
Pemerintahan Vichy meskipun secara lokal terdapat kekuatan Pembebasan Perancis (
Forces Françaises Libres/FFL), dan bergabung dengan
kekuatan Poros Jerman dan
Italia. Aksi ini menguatkan konflik Jepang dengan Amerika Serikat dan Britania Raya yang bereaksi dengan
boikot minyak.
1941: Pearl Harbor, A.S. turut serta dalam perang, invasi Jepang di Asia Tenggara
Dengan pengeboman
Pearl Harbor,
Jepang membawa
Amerika Serikat kepada
Perang Dunia II di daerah
Pasifik.
Pengeboman ini dilakukan pada tanggal
7 Desember 1941. Kala itu Angkatan Laut Jepang menyerang markas AL Amerika Serikat secara tiba-tiba di
Hawai'i. Hasil serangan ini ialah rusaknya atau tenggelamnya +/- 20
kapal tempur Amerika, 188 pesawat terbang rusak dan 2.403 korban jiwa. Di pihak Jepang, Jepang 'hanya' kehilangan 55
pesawat tempur dari 441 pesawat tempur yang dipakai.
Setelah peristiwa ini, Jepang baru menyatakan perang kepada Amerika Serikat dan memulai kampanye militernya di Asia-Pasifik Raya.
Kronologi Pemboman terhadap Pearl Harbour
Pada
26 November 1941 angkatan yang terdiri atas enam
kapal induk diperintah oleh Wakil Laksamana
Chuichi Nagumo Jepang meninggalkan
Teluk Hitokappu di
Kepulauan Kuril dan menuju ke Pearl Harbor tanpa melakukan hubungan radio langsung apapun.
Pada pagi
7 Desember 1941, kapal terbang angkatan tersebut mengebom semua pangkalan militer Amerika Serikat di kepulauan Hawaii (terbesar merupakan pangkalan udara
Angkatan Darat Amerika Serikat di
pangkalan militer Angkatan Udara Hickam), dan kebanyakan kapal yang berlabuh di pelabuhan Pearl, termasuk "
Barisan Kapal Tempur". Hampir semua kapal terbang Amerika dimusnahkan di atas tanah; hanya beberapa pejuang berhasil lolos dan bertempur. Dua belas kapal perang dan kapal lain ditenggelamkan atau rusak, 188 kapal terbang dimusnahkan, 155 telah rusak dan 2.403 orang Amerika kehilangan nyawa mereka.
Kapal perang USS Arizona diledakkan dan tenggelam menyebabkan 1.100 orang kehilangan jiwa, hampir separuh dari orang Amerika yang mati. Badannya diabadikan menjadi tugu peringatan kepada mereka yang tewas pada hari itu, kebanyakan dari mereka diabadikan di dalam kapal tersebut.
Tembakan Amerika pertama dilepaskan pada
Perang Dunia II dan korban pertama serangan Pearl Harbor sebenarnya terjadi saat
USS Ward menyerang dan menenggelamkan kapal selam kerdil Jepang. Terdapat lima kapal selam kerdil
kelas Ko-hyoteki yang merancang untuk mentorpedo kapal Amerika Serikat saat pengeboman dimulai. Tidak satupun kapal selam tersebut berhasil kembali, dan hanya empat dari lima yang dijumpai semenjak itu. Dari sepuluh kelasi kapal selam tersebut, sembilan mati dan hanya seorang selamat ,
Sakamaki Kazuo, yang ditangkap; dia merupakan
tahanan perang pertama yang ditangkap oleh pihak Amerika dalam Perang Dunia II.
Analisis gambar terkini oleh Institut Angkatan Laut Amerika Serikat - United States Naval Institute menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan besar salah sebuah kapal selam kerdil telah berhasil memasuki pelabuhan, dan berhasil menembakkan torpedo ke arah
USS West Virginia. Kedudukan terakhir kapal selam ini tidak diketahui.
Kapal induk Jepang yang terlibat dalam serangan tersebut adalah:
Akagi,
Hiryu,
Kaga,
Shokaku,
Soryu,
Zuikaku. Semuanya memiliki sejumlah 441 kapal terbang, termasuk pejuang, pengebom-torpedo, pengebom penyelam dan pengebom-pejuang (fighter-bombers). Dari semuanya, 29 musnah dalam pertempuran. Kapal terbang menyerang dalam dua gelombang, dan Nagumo memutuskan untuk membatalkan serangan ketiga untuk mundur.
Serangan pertama terhadap Pearl Harbor adalah pada pukul 07:53 tanggal
7 Desember, Waktu Hawai'i ataupun pukul 03:23 tanggal
8 Desember Waktu Jepang (lihat
Nota Pasukan Penyerang Pearl Harbor). Militer Jepang mulai memasuki perbatasan Jajahan Baru
Hong Kong pada subuh
8 Desember 1941.
Hong Kong Time adalah satu jam belakang Masa Kemenangan Jepang, dengan itu serangan pada Pearl Harbor merupakan sebagian perperangan pentas luas serangan hampir serentak dan bukannya permulaan —24 jam sebelum serangan di Asia— gambaran yang mungkin kelihatan jika sekilas melihat tanggal.
Strategi yang digunakan Jepang dalam penyerangan terhadap pearl Harbour
Tujuan serangan Pearl Harbor adalah untuk melumpuhkan
Angkatan Laut Amerika Serikat di Pasifik, walaupun untuk sementara. Laksamana
Isoroku Yamamoto sendiri menyatakan bahwa serangan yang berhasil sekalipun hanya memberikan setahun dua tahun kebebasan bertindak. Jepang telah terlibat dalam perperangan dengan
China selama beberapa tahun (bermula pada tahun 1937) dan telah merampas
Manchuria beberapa tahun sebelumnya. Rancangan untuk serangan Pearl Harbor untuk menyokong kelanjutan ketentaraan lanjut bermulai pada Januari 1941, dan latihan untuk misi berlangsung pada pertengahan tahun saat proyek ini dianggap layak setelah perselisihan sesama tentara laut Kekaisaran (Imperial Navy infighting).
Dua gelombang serangan dilancarkan oleh Jepang yang datang dari pelbagai arah. Radar Amerika Serikat yang mendeteksi mereka dari sejauh 200 batu terletak di bagian atas peta ini.
Sebagian dari rancangan Jepang untuk serangan ini termasuk memutuskan perundingan dengan Amerika Serikat sebelum (dan hanya sebelum) serangan tersebut. Duta dari Kedutaan Jepang di
Washington, termasuk wakil istimewa
Kurusu Saburu, telah mengadakan perbincangan lanjut dengan Departemen Negara mengenai reaksi Amerika Serikat terhadap pergerakan Jepang ke
Indochina pada musim panas. Hanya sebelum serangan, perutusan panjang dengan tujuan mengantarkannya dari Kedutaan ke Kantor Urusan Luar Negeri di
Tokyo, dengan tujuan untuk mengantarkannya ke
Sekretaris Hull sejurus sebelum serangan dijadwalkan bermula (contoh., 1 PM waktu Washington). Disebabkan kelewatan nyah-enkripsi dan menaip, tangan kanan Kedutaan gagal melakukannya; perutusan panjang memutuskan perundingan diantarkan lama setelah waktu yang sepatutnya, dan lama selepas serangan telah bermulai. Kelewatan penyampaian nota tersebut menambah kemarahan Amerika Serikat terhadap serangan tersebut, dan sebab utama bagi gambaran terkemuka
Roosevelt sebagai "… tanggal yang akan abadi dalam kekejian". Yamamoto kelihatannya setuju; dia juga tidak gembira dengan kesalahan waktu. Dia dikatakan telah berkata, "Saya bimbang apa yang kita lakukan adalah membangunkan raksasa yang tidur dan memberikannya tekad yang dashyat", tetapi ini dikatakan petikan yang dicipta untuk filem,
Tora! Tora! Tora!. Walaupun petikan itu bukan disebut oleh Yamamoto, ia kelihatannya menggambarkan perasaannya mengenai serangan tersebut.
Kedua bagian perutusan akhir telah dinyah-enkripsi oleh Amerika Serikat lama sebelum Kedutaan Jepang berhasil melakukannya, dan nyah-enkripsi bagian kedua yang menyebabkan Jenderal
George Marshall untuk menghantar peringatan terkenalnya ke Hawaii pada pagi — yang sebenarnya diantar oleh, penunggang sepeda perutusan Jepang kelahiran Amerika, kepada Jenderal
Walter Short di Pearl Harbor beberapa jam selepas serangan berakhir (terdapat kesulitan dengan komunikasi Militer, dan kelewatan penghantaran akibat kabel perdagangan, dan entah bagaimana kehilangan tanda "PENTING" dalam penghantarannya
.
Dampak sesaat
Dari segi tujuan strategi serangan ke atas Pearl Harbor merupakan, dalam tempo singkat ke serdahana, kejayaan gemilang yang melampaui mimpi terbaik perancangnya dan mempunyai sedikit yang setanding dengannya dalam sejarah ketentaraan di era apapun. Disebabkan kehilangan yang parah di Pearl Harbor dan penjajahan lanjutan Jepang di
Filipina, dalam tempo enam bulan berikutnya, angkatan laut Amerika Serikat hampir gagal memainkan peranan penting dalam
pentas Asia Perang Dunia II. Dengan
Angkatan Pasifik Amerika Serikat hampir keluar dari perkiraan, pihak Jepang bebas dari kebimbangan mengenai kekuasaan laut Pasifik lain. Jepang terus menjajah Asia Tenggara, seluruh barat daya Pasifik dan mengulurkan cengkeramannya jauh ke
Samudera Hindia.
Dampak masa panjang
Bagaimanapun, dalam jangka masa panjang serangan ke atas Pearl Harbor merupakan malapetaka strategis bagi Jepang. Malah Laksamana
Yamamoto Isoroku, yang mencetuskan ide menyerang Pearl Harbor, telah meramalkan bahwa sungguhpun dengan kejayaan menyerang Angkatan Amerika Serikat tidak akan dan tidak mampu memenangkan peperangan dengan Amerika Serikat, sebab kemampuan pengeluaran Amerika terlalu besar. Salah satu tujuan Jepang adalah untuk memusnahkan tiga
kapal induk Amerika Serikat yang diletakkan di Pasifik, tetapi tiada ketika serangan terjadi —
Enterprise dalam perjalanan pulang,
Lexington telah berlayar keluar beberapa hari sebelumnya, dan
Saratoga berada di San Diego selepas pengubah-suaian di
Galangan Angkatan Laut Puget Sound. Merusak kebanyakan kapal perang Amerika Serikat dari bertugas, dianggap secara meluas— oleh tenteAngkatan Laut dan pemerhati sedunia —sebagai keberhasilan cermelang bagi pihak Jepang. Kehilangan kapal perang meninggalkan AL AS tiada pilihan kecuali meletakkan keyakinan mereka pada kapal induk dan kapal selam, yang merupakan kebanyakan yang tinggal—dan ini merupakan peralatan dengan mana AL AS menghentikan dan kemudian mengundurkan kemajuan Jepang. Kehilangan kapal perang sebenarnya tidak sepenting yang dipikirkan oleh semua orang sebelum (di Jepang) dan selepas serangan (di Jepang dan Amerika Serikat).
Kemungkinan yang paling penting, serangan Pearl Harbor bertindak sebagai katalisator yang menggerakkan sebuah negara untuk bertindak serta merta yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh perkara lain. Dalam waktu semalam saja, ia menyatukan seluruh Amerika dengan tujuan berperang dan memenangkan peperangan dengan Jepang, dan kemungkinan mendorong kedudukan penyerahan tanpa syarat yang ditekankan oleh pihak
Sekutu. Sebagian sejarawan percaya bahwa Jepang tetap akan kalah, tanpa memandang samaada depot minyak dan kedai mesin dimusnahkan atau sekiranya kapal induk berada di pelabuhan dan ditenggelamkan.
Bersamaan dengan serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang juga menyerang pangkalan udara AS di
Filipina. Setelah serangan ini, Jepang menginvasi Filipina, dan juga koloni-koloni Inggris di
Hong Kong,
Malaya,
Borneo dan
Birma, dengan maksud selanjutnya menguasai ladang minyak
Hindia Belanda. Seluruh wilayah ini dan daerah yang lebih luas lagi, jatuh ke tangan Jepang dalam waktu beberapa bulan saja. Markas Britania Raya di
Singapura juga
dikuasai, yang dianggap oleh
Churchill sebagai salah satu kekalahan dalam sejarah yang paling memalukan bagi Britania.
1942: Invasi Hindia-Belanda
Penyerbuan ke
Hindia Belanda diawali dengan serangan
Jepang ke
Labuan,
Brunei,
Singapura, Semenanjung Malaya,
Palembang,
Tarakan dan
Balikpapan yang merupakan daerah-daerah sumber
minyak. Jepang sengaja mengambil taktik tersebut sebagai taktik
gurita yang bertujuan mengisolasi kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya yang tergabung dalam front ABDA (America (
Amerika Serikat), British (
Inggris), Dutch (
Belanda),
Australia) yang berkedudukan di
Bandung. Serangan-serangan itu mengakibatkan kehancuran pada armada laut ABDA khususnya Australia dan Belanda.
Sejak peristiwa ini, Sekutu akhirnya memindahkan basis pertahanannya ke Australia meskipun demikian Sekutu masih mempertahankan beberapa kekuatannya di Hindia Belanda agar tidak membuat Hindia Belanda merasa ditinggalkan dalam pertempuran ini. Jepang mengadakan serangan laut besar-besaran ke Pulau
Jawa pada bulan Februari-Maret 1942 dimana terjadi
Pertempuran Laut Jawa antara armada laut Jepang melawan armada gabungan yang dipimpin oleh Laksamana
Karel Doorman. Armada Gabungan sekutu kalah dan Karel Doorman gugur. Jepang menyerbu
Batavia (
Jakarta) yang akhirnya dinyatakan sebagai kota terbuka, kemudian terus menembus
Subang dan berhasil menembus garis pertahanan
Lembang-
Ciater, kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan Sekutu-Hindia Belanda terancam. Sementara di front Jawa Timur, tentara Jepang berhasil menyerang
Surabaya sehingga kekuatan Belanda ditarik sampai garis pertahanan
Porong.
Terancamnya kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan dan pengungsian membuat panglima Hindia Belanda Letnan Jendral
Ter Poorten mengambil inisiatif mengadakan perdamaian. Kemudian diadakannya perundingan antara Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jendral
Hitoshi Imamura dengan pihak Belanda yang diwakili Letnan Jendral Ter Poorten dan Gubernur Jendral
jhr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Pada Awalnya Belanda bermaksud menyerahkan kota Bandung namun tidak mengadakan
kapitulasi atau penyerahan kekuasaan Hindia Belanda kepada Pihak Jepang. Pada saat itu posisi Panglima tertinggi angkatan perang Hindia Belanda tidak lagi berada pada Gubernur Jendral namun diserahkan kepada Ter Poorten sehingga dilain waktu Belanda menganggap bahwa kedudukan di Hindia Belanda masih tetap sah dilanjutkan. Namun setelah Jepang mengancam akan mengebom kota Bandung akhirnya Jendral Ter Poorten setuju untuk menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
1942: Laut Coral, Port Moresby, Midway, Guadalcanal
Pada Mei
1942, serangan laut terhadap
Port Moresby,
Papua Nugini digagalkan oleh pasukan Sekutu dalam
Perang Laut Coral. Kalau saja penguasaan Port Moresby berhasil, Angkatan Laut Jepang dapat juga menyerang
Australia. Ini merupakan perlawanan pertama yang berhasil terhadap rencana Jepang dan pertarungan laut pertama yang hanya menggunakan
kapal induk. Sebulan kemudian invasi
Atol Midway dapat dicegah dengan terpecahnya pesan rahasia Jepang, menyebabkan pemimpin Angkatan Laut AS mengetahui target berikut Jepang yaitu
Atol Midway. Pertempuran ini menyebabkan Jepang kehilangan empat
kapal induk yang industri Jepang tidak dapat menggantikannya, sementara Angkatan Laut AS kehilangan satu
kapal induk. Kemenangan besar buat AS ini menyebabkan Angkatan Laut Jepang kini dalam posisi bertahan.
Namun, dalam bulan Juli penyerangan darat terhadap Port Moresby dijalankan melalui
Track Kokoda yang kasar. Di sini pasukan Jepang bertemu dengan pasukan cadangan Australia, banyak dari mereka masih muda dan tak terlatih, menjalankan aksi perang dengan keras kepala menjaga garis belakang sampai tibanya pasukan reguler Australia dari aksi di
Afrika Utara,
Yunani dan
Timur Tengah. Para pemimpin Sekutu telah setuju mengalahkan
Nazi Jerman adalah prioritas utama masuknya Amerika ke dalam perang. Namun pasukan AS dan Australia mulai menyerang wilayah yang telah jatuh, mulai dari
Pulau Guadalcanal, melawan tentara Jepang yang getir dan bertahan kukuh. Pada
7 Agustus 1942 pulau tersebut diserang oleh
Amerika Serikat. Pada akhir Agustus dan awal September, selagi perang berkecamuk di Guadalcanal, sebuah serangan amfibi Jepang di timur New Guinea dihadapi oleh pasukan Australia dalam
Teluk Milne, dan pasukan darat Jepang menderita kekalahan meyakinkan yang pertama. Di Guadalcanal, pertahanan Jepang runtuh pada Februari
1943.
1943 - 45: Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik
Pasukan Australia and AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembali bagian yang diduduki oleh Pasukan Jepang di
Kepulauan Solomon, New Guinea dan Hindia Belanda, dan mengalami beberapa perlawanan paling sengit selama perang. Seluruh Kepulauan Solomon direbut kembali pada tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada tahun 1944. Pada saat
Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944,
Pertempuran Teluk Leyte berkecamuk, yang disebut sebagai
perang laut terbesar sepanjang sejarah. Serangan besar terakhir di area Pasifik barat daya adalah
kampanye Borneo pertengahan tahun 1945, yang ditujukan untuk mengucilkan sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara, dan menyelamatkan tawanan perang Sekutu.
Kapal selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang Jepang, yang menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku industri sendiri merupakan salah satu alasan Jepang memulai perang di Asia. Keadaan ini semakin efektif setelah
Marinir AS merebut pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.
Tentara Nasionalis Cina (
Kuomintang) dibawah pimpinan
Chiang Kai-shek dan Tentara
Komunis Cina dibawah
Mao Zedong, keduanya sama-sama menentang pendudukan Jepang terhadap Cina, tetapi tidak pernah benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang. Konflik kedua kekuatan ini telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang terus berlanjut, sampai batasan tertentu selama perang, walaupun lebih tidak kelihatan.
Pasukan Jepang telah merebut sebagian dari
Burma, memutuskan
Jalan Burma yang digunakan oleh Sekutu untuk memasok Tentara Nasionalis Cina. Hal ini menyebabkan Sekutu harus menyusun suatu logistik udara berkelanjutan yang besar, yang lebih dikenal sebagai "flying
the Hump". Divisi-divisi Cina yang dipimpin dan dilatih oleh AS, satu divisi Inggris, dan beberapa ribu tentara AS, membersihkan Burma utara dari pasukan Jepang sehingga
Jalan Ledo dapat dibangun untuk menggantikan Jalan Burma. Lebih ke selatan, induk dari tentara Jepang di
kawasan perang ini berperang sampai terhenti di perbatasan Burma-India oleh
Tentara ke-14 Inggris yang dikenal sebagai "Forgotten Army", yang dipimpin oleh Mayor Jendral
Wingate yang kemudian melancarkan serangan balik dan berhasil dengan taktik gerilyanya yang terkenal dan bahkan dijadikan acuan bagi Tentara dan Pejuang
Indonesia pada tahun 1945-1949. Setelah merebut kembali seluruh Burma, serangan direncanakan ke semenanjung Malaya ketika perang berakhir.
1945: Iwo Jima, Okinawa, bom atom, penyerahan Jepang
Tanggal 26 Juli 1945 pihak sekutu menyiarkan hasil Deklarasi Postdam yang menyatakan agar pihak Jepang menyerah tanpa syarat dalam PD II, kalau tidak akan diserang. Pada saat itu, pemerintah Jepang menerima tekanan pula dari rakyatnya yang menuntut keras deklarasi tersebut. Selain itu, pemerintah juga menunggu tindakan Uni Soviet yang tetap netral tidak menyerang Jepang.
Keesokan harinya, PM Jepang, Suzuki Kantarou, mengadakan pidato kenegaraan di radio yang disiarkan ke seluruh penjuru bumi. Pidatonya berbunyi, "Seifu wa kore o mokusatsu shi, aku made sensou kanchiku ni maishin suru."
Kantor berita Doumei menerjemahkan menjadi "Goverment is ignoring the declaration and until then we still go forward with the war solution." Pemerintah AS yang mendengarnya mengira "ignoring" sama dengan "rejecting" dan 10 hari kemudian menjatuhkan bom atom di Hiroshima yang berakibat Jepang akhirnya menyerah pada sekutu.
Kata yang bermasalah tersebut adalah "mokusatsu". Seorang ahli bahasa yang bergerak di bidang kesalahan penerjemahan, Torikai Kumiko, mengatakan bahwa arti yang sebenarnya dan cocok adalah "give it the silent treatment" yang berarti pemerintah Jepang akan diam saja dan menunggu tindakan Uni Soviet.
Jika kita ambil hikmahnya, berarti kesalahan terjemahan telah menbuat sejarah dunia. Hal ini juga mempengaruhi kemerdekaan Indonesia. Jikalau hal ini tidak terjadi, Jepang tidak akan menyerah kepada sekutu dan Indonesia tetap terjajah.
Perebutan pulau-pulau seperti
Iwo Jima dan
Okinawa oleh pasukan AS menyebabkan Kepulauan Jepang berada dalam jangkauan serangan laut dan udara Sekutu. Diantara kota-kota lain,
Tokyo dibom bakar oleh Sekutu, dimana dalam penyerangan awal sendiri ada 90.000 orang tewas akibat kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi ini disebabkan oleh kondisi penduduk yang padat di sekitar sentra produksi dan konstruksi kayu serta kertas pada rumah penduduk yang banyak terdapat di masa itu. Tanggal
6 Agustus 1945, bomber B-29 "Enola Gay" yang dipiloti oleh Kolonel
Paul Tibbets, Jr. melepaskan satu
bom atom Little Boy di
Hiroshima, yang secara efektif menghancurkan kota tersebut.
Dipilih kota Hiroshima, karena kota tersebut merupakan kota industri senjata utama di Jepang. Bom atom tersebut menyebabkan korban jiwa lebih dari 80.000 orang hanya dalam waktu 5 detik! Tetapi, Jepang belum menyerah juga. Disaat yang bersamaan, tentara Red Army menyerbu Manchuria, tentu saja posisi Jepang semakin terdesak. Tetapi belum menyerah juga. Maka dipilih target kedua, yaitu kota Nagasaki. Pada tanggal
8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang, seperti yang telah disetujui pada
Konferensi Yalta, dan melancarkan serangan besar terhadap Manchuria yang diduduki Jepang (
Operasi Badai Agustus).
Pada tanggal 9 Agustus, pesawat bomber B-29 "Bock's Car" yang dipiloti oleh Mayor
Charles Sweeney melepaskan satu bom "Fat Man" dijatuhkan di kota Nagasaki yang merupakan kota industri pesawat terbang dan tank. Dengan kejatuhan bom atom kedua ini, Jepang betul-betul terpukul hebat. Sementara itu, jika Jepang belum menyerah, maka gantian kota Tokyo yang akan dijatuhi bom atom. Tetapi, pada tanggal 15 Agustus, Jepang menyerah dan penjajahan atas Jepang di Indonesia berakhir dengan dikumandangkannya teks Proklamasi pada tanggal 17 Agustus.
Berbicara masalah bom atom, sebenarnya pada tahun 1942, Jerman telah bereksperimen membuat bom atom. Tetapi, prinsip bom atomnya berbeda dengan prinsip bom atom Amerika. Sebenarnya, prinsip kerja bom atom adalah: usaha untuk menggabungkan energi dari macam-macam atom sampai banyak dan memecahkannya. Tetapi, untuk mengumpulkan dan memecahkan atom itu, Jerman menggunakan yang namanya air berat. Air suling tetapi dengan tekanan yang sangat tinggi sekali. Namun, usaha ini gagal karena persediaan air beratnya sudah disabotase oleh para pejuang gerilyawan Polandia.
Sementara itu, Amerika menggunakan prinsip yang ditemukan oleh Ambert Einstein dengan rumus termasyurnya : E = m.c2. Bila seandainya Jerman menghargai teori Einstein ini, maka bom atom duluan jadi di Jerman dan bakal digunakan untuk mengebom Inggris dan Amerika! Tapi, sayangnya Tuhan itu adil : Einstein walaupun orang Jerman tetapi beragama Yahudi. (Tahukan kalau Hitler sangat membenci orang Yahudi?). Ceritanya, Einstein dipindahkan ke Amerika karena GESTAPO memburu Einstein dengan harga kepala 2000 pound atau kurang lebih 50.000 mark. (Rp. 50.000.000,00). Tetapi, saat tengah Amerika membuat bom atom yang terkenal dengan nama Proyek Manhattan, Jerman keburu menyerah karena dikeroyok oleh Red Army. Sementara itu, Jepang belum menyerah, makanya, bom atom ganti target yaitu dijatuhkan di Jepang, tepatnya di kota Hiroshima.
Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet dalam perang merupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang, walaupun sebenarnya Uni Soviet belum mengeluarkan deklarasi perang sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom atom pertama dilepaskan. Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal
14 Agustus 1945, menanda tangani surat penyerahan pada tanggal
2 September 1945 diatas kapal
USS Missouri di teluk Tokyo.
AFRIKA DAN TIMUR TENGAH
1940: Mesir dan Somaliland
Pertempuran di Afrika Utara bermula pada
1940, ketika sejumlah kecil pasukan Inggris di
Mesir memukul balik serangan pasukan Italia dari
Libya yang bertujuan untuk merebut Mesir terutama
Terusan Suez yang vital. Tentara Inggris, India, dan Australia melancarkan serangan balik dengan sandi
Operasi Kompas (Operation Compass), yang terhenti pada 1941 ketika sebagian besar pasukan
Persemakmuran (
Commonwealth) dipindahkan ke Yunani untuk mempertahankannya dari serangan Jerman. Tetapi pasukan Jerman yang belakangan dikenal sebagai
Korps Afrika di bawah pimpinan
Erwin Rommel mendarat di Libya, melanjutkan serangan terhadap Mesir.
1941: Suriah, Lebanon, Korps Afrika merebut Tobruk
Pada
Juni 1941 Angkatan Darat Australia dan pasukan Sekutu menginvasi
Suriah dan
Lebanon, merebut
Damaskus pada
17 Juni. Di Irak, terjadi penggulingan kekuasaan atas pemerintah yang pro-Inggris oleh kelompok Rashid Ali yang pro-Nazi. Pemberontakan didukung oleh Mufti Besar Yerusalem, Haji Amin al-Husseini. Oleh karena merasa garis belakangnya terancam, Inggris mendatangkan bala bantuan dari India dan menduduki Irak.
Pemerintahan pro-Inggris kembali berkuasa, sementara Rashid Ali dan Mufti Besar Yerusalem melarikan diri ke Iran. Namun kemudian Inggris dan Uni Soviet menduduki Iran serta menggulingkan shah Iran yang pro-Jerman. Kedua tokoh Arab yang pro-Nazi di atas kemudian melarikan diri ke Eropa melalui Turki, di mana mereka kemudian bekerja sama dengan Hitler untuk menyingkirkan orang Inggris dan orang Yahudi.
Korps Afrika dibawah Rommel melangkah maju dengan cepat ke arah timur, merebut kota pelabuhan
Tobruk. Pasukan Australia dan Inggris di kota tersebut berhasil bertahan hingga serangan Axis berhasil merebut kota tersebut dan memaksa Divisi Ke-8 (Eighth Army) mundur ke garis di
El Alamein.
1942: Pertempuran El Alamein Pertama dan Kedua
Pertempuran El Alamein Pertama terjadi di antara
1 Juli dan
27 Juli 1942. Pasukan Jerman sudah maju ke yang titik pertahanan terakhir sebelum
Alexandria dan
Terusan Suez. Namun mereka telah kehabisan suplai, dan pertahanan Inggris dan Persemakmuran menghentikan arah mereka.
Pertempuran El Alamein Kedua terjadi di antara
23 Oktober dan
3 November 1942 sesudah
Bernard Montgomery menggantikan
Claude Auchinleck sebagai komandan Eighth Army. Rommel, panglima cemerlang Korps Afrika Tentara Jerman, yang dikenal sebagai "
Rubah Gurun", absen pada pertempuran luar biasa ini, karena sedang berada dalam tahap penyembuhan dari
sakit kuning di Eropa. Montgomery tahu Rommel absen. Pasukan Persemakmuran melancarkan serangan, dan meskipun mereka kehilangan lebih banyak
tank daripada Jerman ketika memulai pertempuran, Montgomery memenangkan pertempuran ini.
Sekutu mempunyai keuntungan dengan dekatnya mereka ke suplai mereka selama pertempuran. Lagipula, Rommel hanya mendapat sedikit atau bahkan tak ada pertolongan kali ini dari
Luftwaffe, yang sekarang lebih ditugaskan dengan membela angkasa udara Eropa Barat dan melawan Uni Soviet daripada menyediakan bantuan di Afrika Utara untuk Rommel. Setelah kekalahan Jerman di El Alamein, Rommel membuat penarikan strategis yang cemerlang ke Tunisia. Banyak sejarawan berpendapat bahwa berhasilnya Rommel pada penarikan strategis Korps Afrika dari Mesir lebih mengesankan daripada kemenangannya yang lebih awal, termasuk Tobruk, karena dia berhasil membuat seluruh pasukannya kembali utuh, melawan keunggulan udara Sekutu dan pasukan Persemakmuran yang sekarang diperkuat oleh pasukan AS.
1942: Operasi Obor (Operation Torch), Afrika Utara Perancis
Untuk melengkapi kemenangan ini, pada
8 November 1942 dilancarkanlah
Operasi Obor (Operation Torch) dibawah pimpinan Jendral
Dwight Eisenhower. Tujuan utama operasi ini adalah merebut kontrol terhadap
Maroko dan
Aljazair melalui pendaratan simultan di
Casablanca,
Oran, dan
Aljazair, yang dilanjutkan beberapa hari kemudian dengan pendaratan di
Bône, gerbang menuju
Tunisia. Pasukan lokal di bawah
Perancis Vichy sempat melakukan perlawanan terbatas, sebelum akhirnya bersedia bernegosiasi dan mengakhiri perlawanan mereka.
1943: Kalahnya Korps Afrika
Korps Afrika tidak mendapat suplai secara memadai akibat dari hilangnya pengapalan suplai oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara Sekutu, terutama Inggris, di Laut Tengah. Kekurangan persediaan ini dan tak adanya dukungan udara, memusnahkan kesempatan untuk melancarkan serangan besar bagi Jerman di Afrika. Pasukan Jerman dan Italia terjepit diantara pergerakan maju pasukan Sekutu di Aljazair dan Libia. Pasukan Jerman yang sedang mundur terus melakukan perlawanan sengit, dan Rommel mengalahkan pasukan AS pada
Pertempuran Kasserine Pass sebelum menyelesaikan pergerakan mundur strategisnya menuju garis suplai Jerman. Dengan pasti, bergerak maju baik dari arah timur dan barat, pasukan Sekutu akhirnya mengalahkan Korps Afrika Jerman pada
13 Mei 1943 dan menawan 250.000 tentara Axis. Setelah jatuh ke tangan Sekutu, Afrika Utara dijadikan batu loncatan untuk menyerang
Sisilia pada
10 Juli 1943. Setelah merebut Sisilia, pasukan Sekutu melancarkan serangan ke Italia pada
3 September 1943. Italia menyerah pada
8 September 1943, tetapi pasukan Jerman terus bertahan melakukan perlawanan.
Roma akhirnya dapat direbut pada
5 Juni 1944.
EROPA DAN RUSIA ( UNI SOVIET )
1939: Invasi Polandia, Invasi Finlandia
Perang Dunia II mulai berkecamuk di
Eropa dengan dimulainya
serangan ke
Polandia pada
1 September 1939 yang dilakukan oleh
Hitler dengan gerak cepat yang dikenal dengan taktik
Blitzkrieg, dengan memanfaatkan musim panas yang menyebabkan perbatasan sungai dan rawa-rawa di wilayah Polandia kering yang memudahkan gerak laju pasukan lapis baja
Jerman serta mengerahkan ratusan pembom tukik yang terkenal
Ju-87 Stuka. Polandia yang sebelumnya pernah menahan
Uni Soviet di tahun 1920-an saat itu tidak memiliki kekuatan militer yang berarti. Kekurangan pasukan lapis baja, kekurang siapan pasukan garis belakang dan koordinasinya dan lemahnya Angkatan Udara Polandia menyebabkan Polandia sukar memberi perlawanan meskipun masih memiliki 100 pesawat tempur namun jumlah itu tidak berarti melawan Angkatan Udara Jerman "
Luftwaffe".
Perancis dan kerajaan
Inggris menyatakan perang terhadap Jerman pada
3 September sebagai komitment mereka terhadap Polandia pada pakta pertahanan
Maret 1939.
Setelah mengalami kehancuran disana sini oleh pasukan
Nazi, tiba tiba Polandia dikejutkan oleh serangan Uni Soviet pada 17 September dari timur yang akhirnya bertemu dengan Pasukan Jerman dan mengadakan garis demarkasi sesuai persetujuan antara Menteri Luar Negeri keduanya,
Ribentrop-
Molotov. Akhirnya Polandia menyerah kepada
Nazi Jerman setelah kota
Warsawa dihancurkan, sementara sisa sisa pemimpin Polandia melarikan diri diantaranya ke
Rumania. Sementara yang lain ditahan baik oleh Uni Soviet maupun Nazi. Tentara Polandia terakhir dikalahkan pada
6 Oktober.
Jatuhnya Polandia dan terlambatnya pasukan sekutu yang saat itu dimotori oleh
Inggris dan
Perancis yang saat itu dibawah komando
Jenderal Gamelin dari Perancis membuat Sekutu akhirnya menyatakan perang terhadap Jerman. Namun juga menyebabkan jatuhnya kabinet
Neville Chamberlain di Inggris yang digantikan oleh
Winston Churchill. Ketika Hitler menyatakan perang terhadap Uni Soviet, Uni Soviet akhirnya membebaskan tawanan perang Polandia dan mempersenjatainya untuk melawan Jerman. Invasi ke Polandia ini juga mengawali praktek-praktek kejam
Pasukan SS dibawah
Heinrich Himmler terhadap orang orang
Yahudi.
Perang Musim Dingin dimulai dengan invasi
Finlandia oleh
Uni Soviet,
30 November 1939. Pada awalnya Finlandia mampu menahan pasukan Uni Soviet meskipun pasukan Soviet memiliki jumlah besar serta dukungan dari armada udara dan lapis baja, karena Soviet banyak kehilangan jendral-jendral yang cakap akibat pembersihan yang dilakukan oleh
Stalin pada saat memegang tampuk kekuasaan menggantikan
Lenin. Finlandia memberikan perlawanan yang gigih yang dipimpin oleh Baron
Carl Gustav von Mannerheim serta rakyat Finlandia yang tidak ingin dijajah. Bantuan senjata mengalir dari negara Barat terutama dari tetangganya
Swedia yang memilih netral dalam peperangan itu. Pasukan Finlandia memanfaatkan musim dingin yang beku namun dapat bergerak lincah meskipun kekuatannya sedikit (kurang lebih 300.000 pasukan). Akhirnya Soviet mengerahkan serangan besar besaran dengan 3.000.000 tentara menyerbu Finlandia dan berhasil merebut kota-kota dan beberapa wilayah Finlandia. Sehingga memaksa Carl Gustav untuk mengadakan perjanjian perdamaian.
Ketika
Hitler menyerang Rusia (Uni Soviet), Hitler juga memanfaatkan pejuang-pejuang Finlandia untuk melakukan serangan ke kota
St. Petersburg.
1940: Invasi Eropa Barat, Republik-republik Baltik, Yunani, Balkan
Dengan tiba-tiba Jerman menyerang
Denmark dan
Norwegia pada
9 April 1940 melalui Operasi Weserübung, yang terlihat untuk mencegah serangan Sekutu melalui wilayah tersebut. Pasukan Inggris, Perancis, dan Polandia mendarat di
Namsos,
Andalsnes, dan
Narvik untuk membantu Norwegia. Pada awal Juni, semua tentara Sekutu dievakuasi dan Norwegia-pun menyerah.
Operasi Fall Gelb, invasi
Benelux dan
Perancis, dilakukan oleh
Jerman pada
10 Mei 1940, mengakhiri apa yang disebut dengan "Perang Pura-Pura" (
Phony War) dan memulai
Pertempuran Perancis. Pada tahap awal invasi, tentara Jerman menyerang
Belgia,
Belanda, dan
Luxemburg untuk menghindari
Garis Maginot dan berhasil memecah pasukan Sekutu dengan melaju sampai ke
Selat Inggris. Negara-negara Benelux dengan cepat jatuh ke tangan Jerman, yang kemudian melanjutkan tahap berikutnya dengan menyerang Perancis.
Pasukan Ekspedisi Inggris (
British Expeditionary Force) yang terperangkap di utara kemudian dievakuasi melalui
Dunkirk dengan
Operasi Dinamo. Tentara Jerman tidak terbendung, melaju melewati
Garis Maginot sampai ke arah pantai
Atlantik, menyebabkan Perancis mendeklarasikan gencatan senjata pada
22 Juni dan terbentuklah
pemerintahan boneka Vichy.
Pada Juni 1940, Uni Soviet memasuki
Latvia,
Lituania, dan
Estonia serta menganeksasi
Bessarabia dan
Bukovina Utara dari
Rumania.
Jerman bersiap untuk melancarkan serangan ke Inggris dan dimulailah apa yang disebut dengan Pertempuran Inggris atau
Battle of Britain, perang udara antara AU Jerman
Luftwaffe melawan AU Inggris
Royal Air Force pada tahun 1940 memperebutkan kontrol atas angkasa Inggris. Jerman berhasil dikalahkan dan membatalkan
Operasi Singa Laut atau Seelowe untuk menginvasi daratan Inggris. Hal itu dikarenakan perubahan strategi
Luftwaffe dari menyerang landasan udara dan industri perang berubah menjadi serangan besar-besaran pesawat pembom ke London. Sebelumnya terjadi pemboman kota Berlin yang ddasarkan pembalasan atas ketidaksengajaan pesawat pembom Jerman yang menyerang London. Alhasil pilot peswat tempur
Spitfire dan
Huricane dapat beristirahat. Perang juga berkecamuk di laut, pada
Pertempuran Atlantik kapal-kapal selam Jerman (
U-Boat) berusaha untuk menenggelamkan
kapal dagang yang membawa suplai kebutuhan ke Inggris dari
Amerika Serikat.
Pada
27 September 1940, ditanda tanganilah pakta tripartit oleh
Jerman,
Italia, dan
Jepang yang secara formal membentuk persekutuan dengan nama
Kekuatan Poros.
Italia
menyerbu Yunani pada
28 Oktober 1940 melalui
Albania, tetapi dapat ditahan oleh pasukan Yunani yang bahkan menyerang balik ke Albania. Hitler kemudian mengirim tentara untuk membantu
Mussolini berperang melawan Yunani. Pertempuran juga meluas hingga wilayah yang dikenal sebagai wilayah bekas
Yugoslavia. Pasukan NAZI mendapat dukungan dari sebagian Kroasia dan Bosnia, yang merupakan konflik laten di daerah itu sepeninggal
Kerajaan Ottoman. Namun Pasukan Nazi mendapat perlawanan hebat dari kaum Nasionalis yang didominasi oleh
Serbia dan beberapa etnis lainnya yang dipimpin oleh
Josip Broz Tito. Pertempuran dengan kaum Nazi merupakan salah satu bibit pertempuran antar etnis di wilayah bekas Yugoslavia pada dekade
1990-an.
1941: Invasi Uni Soviet
Operasi Barbarossa, invasi Uni Soviet dilakukan oleh Jerman
Pertempuran Stalingrad1944: Serangan Balik
Invasi Normandia (D-Day), invasi di
Perancis oleh pasukan
Amerika Serikat dan
Inggris, 1944
1945: Runtuhnya Kerajaan Nazi Jerman
Pada akhir bulan april 1945, ibukota Jerman yaitu Berlin sudah dikepung oleh Uni Soviet dan pada tanggal 1 Mei 1945, Adolf Hitler bunuh diri bersama dengan istrinya Eva Braun didalam bunkernya, sehari sebelumnya Adolf Hitler menikahi
Eva Braun, dan setelah mati memerintah pengawalnya untuk membakar mayatnya. Setelah menyalami setiap anggotanya yang masih setia. Pada tanggal 2 Mei,
Karl Dönitz diangkat menjadi pemimpin menggantikan
Adolf Hitler dan menyatakan Berlin menyerah pada tanggal itu juga.
Beruntunglah Jerman karena tidak dijatuhi bom atom seperti halnya Jepang, tetapi sebagai gantinya adalah dihujani peluru meriam M1930 kaliber 152 mm sebanyak 525.000 buah.
Disusul Pasukan Jerman di
Italia yang menyerah pada tanggal 2 juga. Pasukan Jerman di wilayah Jerman Utara, Denmark dan Belanda menyerah tanggal 4. Sisa pasukan Jerman dibawah pimpinan
Alfred Jodl menyerah tanggal 7 mei di
Rheims,
Perancis. Tanggal 8 Mei, penduduk di negara-negara sekutu merayakan hari kemenangan, tetapi
Uni Soviet merayakan hari kemenangan pada tanggal 9 Mei dengan tujuan politik.