Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang
Subang menolak rencana Pemerintah menaikkan harga BBM dan menuntut
pemerintah melindungi segenap kehidupan rakyat termasuk perempuan,
anak-anak dan lansia untuk bisa hidup secara layak dan bermartabat.
"Kenaikan harga BBM menunjukkan pembiaran
rakyat hidup di bawah standar kelayakan, bagian dari kegagalan negara
menjamin pemenuhan hak warganya,” demikian dikatakan Ketua Umum
PMII Cab. Subang Ade Mahmudin saat menggelar diskusi di
sekretariatnya.
Ditambahkan, mereka merupakan kelompok yang paling
merasakan dampak dari kenaikan harga BBM. Pasalnya, merekalah yang
lebih banyak mengatur kebutuhan rumah tangga ditengah harga kebutuhan
pokok merangkak naik dan daya beli yang menurun. "Perempuan,
anak dan lansia berisiko menanggung dampak terberat di dalam
keluarga," lanjutnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Korp PMII
Putri (KOPRI) Cab. Subang, Neneng Nurhasanah menegaskan kondisi
distribusi relasi kuasa sosial yang timpang gender akan tetap
menjadikan rakyat ksususnya perempuan sebagai pihak yang dihadapkan
pada tekanan psikis akibat kenaikan harga BBM. "Perempuan
mendapatkan tekanan psikis paling berat, kalau suami
stres, pelampiasannya ke perempuan lewat seks. Padahal perempuan
sudah stres akibat kenaikan BBM ini," tegasnya.
Jadi hal itu bisa meningkatkan risiko kekerasan
dalam berbagai bentuk sebagai dampak lanjutan dari peningkatan beban
hidup. Oleh karena itu, pertama pemerintah harus melindungi kehidupan
rakyat termasuk perempuan, anak dan lansia. Kedua, persoalan kenaikan
harga BBM akan memicu meningkatnya persoalan yang lebih luas bagi
persoalan ekonomi maupun sosial politik yang lain. Ketiga,
mengusulkan adanya penghapusan pos-pos anggaran APBN yang berujung
pada pemborosan.